Ingin Punya Pengikut banyak

Minggu, 13 Januari 2013

LILGHOUTS-BILGHOUTS

LILGHOUTS-BILGHOUTS


            Pengertian dan penerapannya seperti LIRROSUL-BIRROSUL. Jadi LILGOUTS artinya adalah niat mengikuti bimbingan Ghouts Hadzaz-zamanrodiyallohu anhu (disamping niat LILLAH dan LIRROSUL)
Dan BILGHOTS penerapannya merasa dalam hati bahwa dalam segala tingkahlaku kita yang diridloi ALLAH kita memperoleh jasa dari Ghoutsu Haadzaz zamaaz rodialloohu ‘anhu (disamping sadar BILLAH dan BIRROSUL).

HAL GHOUTSU HAADZAZ ZAMAAN
          Adalah sudah menjadi sunnatulloh bahwa dari sekian banyak hamba-hamba-NYA ini ada orang-orang yang dikasihi oleh Allah yang disebut Waliyullaoh, kata jamaknya, Auliyak Allah. Dalam suatu priode masa tertentu Allah memilih salah satu diantara Auliyak Allah tersebut menjadi pemimpinnya yang disebut Sulthoonul Auliyak. Ada yang menyebut “Quthbul Aqthob” atau “Ghoutsuz-zaman”.
Jika beliyau meninggal didunia ada penggantinya, meninggal ada penggantinya, sampai masa dekat menjelang hari Qiyamat.
        Jadi Ghoutsu Haadzaz-zamaan adalah Sulthonul Auliya atau pemimpinnya para Auliya pada zaman sekarang ini. Siapa-siapa orangnya Ghoutsu Haadzaz-zamaan dan umumnya para Sulthonul Auliya tersebut, tidak ada keterangan-keterangan identitas untuk dapat mengenalnya secara lahiriyah. Didalam kitab jaami ul-ushul fil Aulia antara lain disebutkan identitas batin sebagai berikut:
1. Hatinya senantiasa thowaf kepada Allah sepanjang masa.
2. Beliyau dikaruniyai memiliki sirri-sirri/keistimewaan yang dapat menembus merata keseluruh alam seperti meratanya ruh kedalam jasad atau seperti merembesnya air didalam poho-pohonan.
3. Beliyau menanggung berbagai permasalahan didunia.
Selanjutnya disebutkan:
            Jika seandainya dalam suatu masa sudah tidak ada WAAHIDUZ-ZAMAAN yang senantiasa tawajjuh munajat kepada Allah bagi perkaranya segala makhluk  maka suatu perintah/adzab Allah akan datang mengejutkan dengan tiba-tiba kemudian membinasakan mereka.”
(WAAHIDUZ-ZAMAAN  tersebut yang dimaksud, tidak lain adalah Ghoutsuz-zamaan atau sulthoonulAuliya.)

            “Dikalangan umat-KU senantiasa tidak sepi dari adanya suatu “thooifah” (kelompok) yang memperjuangkan kebenaran sampai datangnya hari Qiyammah.”
(Hadits shoheh riwayat Al Haakim dari Sayyidina Umar Rodiallohu ‘anhu)

            “Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “thooifah” adalah ahlulloh dan pemimpinnya yakni “Al Aqthob” seperti sudah difahami.”
(Da’watut maamah, hal 23)

            “Al Aqthoob” menurut istilah ahli tasawwuf yang berlaku dikalangan mereka, didalam suatu masa tidak ada melainkan hanya satu dari kalangan mereka yaitu Al Ghouts.”
(Kitab Yawaqit hal 61 juz II)

            “Maka pada suatu zaman tidak sepi dari adanya seseorang Rasul dan itulah yang disebut “QUTHBU” yang merupakan “mu’alla nadlillahi fil alam” yang dimaksud Rasul disini bukanlah “Rasulluttasyri” yang mengajarkan syariat baru, melainkan Rasul untuk menyempurnakan perkara agama mereka dan Rasul yang menuntun ummat masyarakat wushul sadar kepada Allah wa Rasuulihi sallalloohu ‘alaihi wassallam.”
(Kitab Yawaqit juz II, hal 8)

Selanjutnya disebutkan:
            “Dan keadaan lahiriyah mereka para Quthbu adalah dengan isytiqhol (menyebutkan diri seperti umumnya ulama-ulama lain) dalam bidang ilmu kasbi yakni ilmu syari’at untuk merahasiakan maqomnya, oleh karena setengah daripada syakmul Quthbi itu memang rahasia adanya.”    
(Kitab Yawaqit juz II, hal 8)     

“Apakah tempat kedudukan Quthbu itu selalu mesti dimekah seperti dimashurkan ? Maka jawabnya:
“Adapun tentangf jasad dan pribadi Quthbu itu adalah  menurut kehendak Allah, tidak ditentukan mesti berada di suatu tempat tertentu. Yang jelas, setengah daripada saykmulqutbi adalah samar-samat atau rahasia. Maka sekali tempo ada Quthbu sebagai tukang besi, selain tempo ada sebagai seorang pedagang, ada yang menjual polowijo dan lain-lain. Dan Allahlah yang maha mengetahui.”
(Kitab Yawqit juz II, hal 81)

DASAR/DALIL PENERAPAN LILGHOUTS-BILGHOUTS

            “Dan ikutlah jalannya orang yang kembali kepada-KU.”
(Q. Surat (31) Luqman ayat 15).

            “Hai orang-orang yang beriman, bertqwa kepada Allah dan hendaklah kamu sekalian, beserta orang-orang yang benar.”
(Q. Surat (9) At Taubah ayat 119).

            “Dan KAMI tidak mengutus sebelum Engkau (Muhammad) melainkan orang laki-laki yang KAMI wahyukan kepada mereka; maka bertanyalah kamu sekalian kepada “ahludzdzikri” jika kamu sekalian tidakl mengetahui.”
(Q. Surat (16) An Nahl ayat 43).

            “Duduk bergaullah dengan Ulama’ Besar (Mujtahid/Mujaddid) Ghoutsuz-Zamaam) dan betanyalah kepada Ulama’ dan bergaullah kepada para Hukamak/para ahli hikmah (mufti).”
(Hadits riwayat Thobroni dari abu juhaifah).

0 komentar :

Posting Komentar

DAFTAR ISI